Selasa, 09 Agustus 2011

Mencegah dan Mengatasi 'Uzlah

dari www.eramuslim.com

Apabila kita telah mengetahui ragam dan faktor penyebab 'uzlah dan pengaruh yang ditimbulkannya, maka akan lebih mudah untuk mengetahui jalan menghindari dan mengatasinya. Antara lain :

Pertama, memahami secara sempurna mengenai hubungan dan ikatan syariah yang menganjurkan 'uzlah dan yang menganjurkan berbaur dengan manusia serta melazimkan Jamaah.

Dengan memiliki pemahaman yang sempurna seperti itu, maka hal itu akan sanggup mencabut akar sikap 'uzlah dari jiwa seorang muslim - jika ia mampu bersikap korektif terhadap dirinya. Ia akan memberi dorongan untuk terjun ke tengah-tengah jamaah. Sebab pada prinsipnya manusia itu adalah makluk sosial, sedangkan sikap 'uzlah yang timbul pada waktu-waktu tertentu tidak disepakati oleh agama dan kehidupan.

Kedua, memahami kondisi secara mendalam atau sebab-sebab yang mendorong sebagian ulama salaf untuk melakukan 'uzlah dan tafarrud.

Pemahaman tersebut akan menahan kita untuk tidak melakukan hal yang sama dengan mereka. Apalagi jika kita mengetahui bahwa sikap 'uzlah yang mereka jalani itu tidak memberi dampak suatu bahaya besar. Ini berdasarkan penilaian bahwa pada saat itu daulah Islamiyah tegak berdiri, panji-panjinya tengah berkibar dan ideologi yang berlaku pada waktu itu hanyalah ideologi Allah. Adapun sikap 'uzlah kita pada saat ini akan mengakibatkan bahaya yang banyak, menimbang belum tegaknya daulah Islamiya,sarana kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki musuh jauh lebih tinggi dibandingkan kaum muslimin, ditambah lagi sangat dahsyatnya topan kendala yang mereka hembuskan kepada seluruh umat manusia agar jauh dari jalan Allah. Kita mutlak memerlukan upaya dan tenaga besar, yang dapat saling kompak membantu dan menolong untuk dapat mengembalikan kekuasaan Allah.

Tiga, mendalami pengertian manhaj Islam dalam sikap interaksi antara pribadi dan jamaah.

Hal tersebut dapat memberi motivasi kepada seorang muslim untuk hidup bersama jamaah, di mana ia dapat memelihara harga diri dan pribadinya.

Keempat, mengetahui pemahaman yang shahih tentang ibadah.

Hal ini cukup untuk mengusir keinginan 'uzlah, membawa pada sikap iltizam (komitmen) pada jamaah, dan menganut pola hidup untuk berbaur dengan masyarakat, tanpa ada rasa gelisah sedikitpun bahwa hal tersebut berarti memanfaatkan waktu bukan dalam hal ketaatan dan ibadah.

Kelima, mengokohkan kendali hawa nafsu dan melakukannya dengan tegas.

Hal itu dimaksudkan agar ia tidak dapat dikuasai oleh hawa nafsu dan tidak mampu ditundukkan oleh syahwat yang mendorongnya untuk 'uzlah dan lari dari tanggung jawab berjamaah dan hidup bersama manusia.

Keenam, memahami peran yagn wajib dilakukan seorang muslim ketika keburukan menyebar dan kerusakan melanda.

Hal tersebut akan dapat mengeluarkan aktivis dari sikap 'uzlah dan mendorong dirinya untuk terjun berbaur bersama manusia serta berjuang menghadapi berbagai resiko yang ada supaya dapat mengatasi keburukan dan memerangi kerusakan itu.

Ketujuh, berlindung sepenuhnya dan memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala.

Hal ini perlu kita lakukan, karena orang yang memohon pertolongan Allah itu berada di bawah pengawasan-NYa. (QS : al-Baqarah : 186)

Kedelapan, memutuskan tali persahabatan dengan orang-orang yang menempuh jalan 'uzlah dan tafarrud.

Sesungguhnya hal semacam itu sangat berperan dalam mengusir sikap 'uzlah yang menghinggapi kita.

Kesembilan, mendalami hakikat beragam perkumpulan atau jamaah yang menghimpun para aktivis di jalan Allah.

Cara semacam itu akan mampu menghindarkan hidup 'uzlah, dan kemudian berjalan bersama salah sebuah jamaah yang menyeluruh, serta menegakkan kebenaran secara totalitas.

Kesepuluh, melakukan hakikat manhaj yang ditempuh Rasul shallahu alaihi wassalam dalam membangun Daulah Islam pertama.

Hal ini akan menolong sikap untuk bebas dari pengaruh 'uzlah, dan kemudian mendorong untuk bergabung bersama masyarakat sebagaimana yang dicontohkan dan difigurkan oleh Rasul Shallahu alaihi wassalam. (QS : al-Ahzab : 21)

Kesebelas, mengetahui konspirasi makar antarkaum kafir dan kaum munafik.

Mereka saling bahu membahu untuk menghancurkan Islam dengan usaha kolektif (berjamaaah) dan bukan individu, baik dalam bidang militer, politik, ekonomi, persatuan republik wilayah mereka, dan lain. (QS : al-Anfaal : 73)

Keduabelas, menghayati kehidupan makhluk-makhluk di sekitar kita.

Pengahayatan tersebut akan menuntun kepada suatu kesimpulan baha mereka menjalani hidup secara bergotong royong dan bersama-sama. Masyarakat lebah misalnya, mereka bekerjasama dalam membangun, membersihkan, dan menjaga sarangnya, kemudian mereka keluar menghisap sari bunga dan mengeluarkan dalam bentuk madu murni.

Ketigabelas, memperhatikan dampak-dampak yang ditimbulkan akibat 'uzlah.

Hal itu akan menggugah manusia yang memiliki hati yang hidup, mendengar, dan menyadarinya untuk hidup antara manusia dan berbaur dengan mereka, agar terjauh dan terhindar dari dampak-dampak yang membahayakannya. Wallahu'alam.

Senin, 08 Agustus 2011

Kenali Bahasa Cinta Kamu dan Pasangan

Oleh Nastassya Saputra | FIMELA.com

Di dalam kehidupan ada berbagai macam bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Namun, untuk dua orang dapat berkomunikasi, keduanya harus mengerti bahasa yang dipergunakan dalam pembicaraan. Cinta pun demikian. Secara garis besar, Dr. Gary Chapman, seorang marriage counselor membagi bahasa cinta ke dalam 5 bahasa. Apa saja kelima bahasa cinta tersebut?

1. Receiving Gifts

Bahasa cinta ini bukanlah materialisme. Seseorang yang memiliki bahasa cinta ini melihat cinta dibalik pemikiran dan usaha pemberi hadiah. Kamu akan merasa dimengerti, diperhatikan, dan dihargai lebih dari segala pengorbanan yang diusahakan oleh si pemberi untuk memberikan hadiah tersebut kepada kamu.

2. Quality Time

Bagi kamu yang berbicara bahasa cinta ini, tidak ada yang lebih membuat kamu merasa dicintai selain “full, undivided attention” dari pasangan. Gangguan seperti pasangan tidak mendengarkan saat kamu bercerita, sibuk menerima telepon atau chatting di Blackberry saat bersama kamu akan membuat kamu merasa di nomor dua-kan. Merasa tidak dicintai.

3. Words of Affirmation Actions

Don’t always speak louder than words. Well, setidaknya tidak bagi kamu yang bahasa cintanya adalah perkataan. Untuk kamu, kata pujian dan ucapan “I love you” akan membuat jiwa kamu seperti naik ke awan-awan. Sebaliknya, kritik atau kata-kata yang pedas akan membuat kamu merasa tersakiti.

4. Acts of Service

Apakah mencuci baju merupakan bahasa cinta? Absolutely! Apa saja yang dilakukan oleh pasangan untuk meringankan beban kamu adalah sebuah ungkapan cinta bagi kamu yang bahasa cintanya adalah “acts of service”. Uluran tangan pasangan adalah hal yang menyentuh hati kamu. Akibatnya, apabila pasangan kamu menolak atau tidak melakukan janjinya untuk membantu kamu, kamu akan merasa perasaan kamu tidak dihargai.

5. Affection

Bahasa kasih ini bukanlah melulu tentang sex. Seseorang dengan bahasa kasih ini merasa disayang saat pasangannya memeluk, memegang tangan, atau mengelus rambutnya dengan tangan. Kamu yang memiliki bahasa cinta yang satu ini akan merasakan keintiman, perasaan disayangi dan dilindungi saat mendapatkan sentuhan. Karena itu, physical presence menjadi penting. Kecuekan dari pasangan atau kekerasan akan sangat menyakiti hati kamu.

Bahasa cinta Mia adalah gift. Saat ia menerima hadiah meskipun itu hanya hadiah kecil, ia merasa dicintai. Sayangnya, John, tidak mengerti bahasa cinta Mia. Bahasa cinta John adalah affection. Ia menunjukkan rasa cintanya pada Mia dengan menggandeng tangan Mia saat berjalan-jalan, dan memberi pelukan erat saat Mia menghadapi masalah. Karena mereka tidak mengerti tentang perbedaan bahasa cinta ini, Mia merasa tidak dicintai sedangkan John kebingungan karena tidak mengerti bagaimana harus bersikap supaya Mia percaya akan cintanya.

Begitu juga Rasti, yang memiliki bahasa cinta quality time tetapi suaminya berbicara cinta dengan words of affirmation. Saat Rasti membutuhkan kehadiran suaminya, sang suami tidak bisa menemani karena sibuk bekerja. Bagi sang suami, ia menunjukkan cinta dengan bilang "I love you", “I miss you” atau dengan memberi tahu Rasti betapa bahagia dirinya mempunyai istri seperti Rasti. Tetapi karena perbedaan bahasa cinta, Rasti merasa bahwa suaminya hanya pintar berbicara manis. Jadi, siapa yang salah? Tidak ada yang salah karena sebenarnya yang laki-laki dan yang perempuan keduanya saling mencintai. Mereka menunjukkan cinta dengan bahasa cinta masing-masing. Sayangnya, perbedaan bahasa cinta menciptakan kesalahpahaman dan jarak dalam hubungan mereka.

Untuk itu, Dr. Gary Chapman menyarankan agar setiap pasangan mencari tahu apa bahasa cinta mereka, dan bahasa cinta pasangannya. Kamu bisa click di untuk mengetahui bahasa cinta kamu. Ajak pasangan untuk mengisi test yang sama.

Setelah kalian mengetahui bahasa cinta masing-masing, beradaptasilah. Cobalah melakukan hal yang sesuai dengan bahasa cinta pasangan kamu. Ajaklah juga pasangan kamu untuk berbicara cinta pada kamu dengan bahasa cinta kamu. Dengan begitu, kamu dan pasangan sama-sama merasa dicintai. Setuju?